Panglima Burung, Antara Mitos dan Fakta
Gadis Melayu Stim 3gp ,video lucah ,cerita lucah,cerita seks melayu,melayu boleh,melayu lucah,cikgu suraya,cerita bokep,lucah melayu,budak sekolah,seks melayu,main dengan ustazah,cerita lucah mabuk,cerita kena lancap,cerita lucah aku blogspot,kisah cikgu cina,bomoh main cipap,cerita seks tudung tuisyen,adik main dgn kakak ankat,cerita berahi dara,cerita budak sekolah seks,cerita seks bomoh melayu, Cerita Awek Melayu, Cerita Berahi, Cerita Cikgu, Cerita Dewasa Melayu, Cerita Nafsu, Cerita Seks Ghairah, Koleksi Cerita Lucah Melayu Terkini, Novel Lucah melayu, cerita seks baru, cerita burit, Nikmat seks, seks hebat, cerita lucah seks, cerita seks hebat, kisah seks terbaru, kisah lucah com, cerita lucah hebat, lucah,Kumpulan Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Seks Dewasa Indonesia, Kumpulan Cerita Mesum Sedarah, Cerita Seks Perumahan, Kumpulan Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Dewasa Melayu, Kumpulan Cerita Panas Dewasa, Cerita Dewasa Terbaru, Koleksi Cerita Panas, Cerita Birahi Sedarah, Cerita Dewasa Panas, Cerita Hot Dewasa, Cerpen Dewasa Panas, Cerita Panas Dewasa Malaysia, Cerita Dewasa Bergambar, Cerita Dewasa Sedarah Terbaru, Cerita Birahi Pembantu, Kisah Ngentot Sama Pembantu, Cerita Seks Bergambar, Cerita Ngentot Bergambar, Cerita Dewasa Terbaru 2016, Cerita Dewasa Pembantu Muda, Kumpulan Cerita Seks Dewasa, Kumpulan Cerita Seks Terbaru, Rumah Seks Indonesia, Cerita Dewasa 18, Cerita Dewasa Sedarah Dengan Mama, Kumpulan Cerita Seks Bergambar, Cerita Selingkuh Ngentot, Kumpulan Cerita Dewasa Terbaru 2016, Cerita Sek Melayu Terkini, Cerita Lucah Melayu Terkini, Koleksi Cerita Lucah Cikgu, Koleksi Cerita Seks Melayu, Koleksi Cerita Lucah Bahasa Melayu, Cerita Seks Cikgu Melayu, Cerita Dewasa Sek Ngentot Memek, Cerita Seks Abg, Cerita Seks Indonesia Terbaru, Kumpulan Cerita Seks Abg, Cerita Sex Bergambar Indonesia, Cerita Hot Janda Muda, Cerita Sex Dewasa Bergambar, Kumpulan Cerita Dewasa Bergambar, Kumpulan Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru 2016, Kisah Seks Cerita Dewasa, Kumpulan Cerita Sedarah, Cerita Seks 2016, Gambar Sex Terbaru 2016, Cerita Dewasa Melayu Terbaru, Cerita Selingkuh Terbaru, Rumah Seks Indonesia Setengah Baya, Kumpulan Cerita Seks, Kumpulan Cerita Pembantu, Cerita Sex Cewek Abg, Cerita Sex Terkini, Rumah Seks Indonesia 2016, Cerita Ngentot Terbaru, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita baru Click sini ke Website Koleksi Bogel Indonesia anak sekolah dan Jilbab Tudung
da banyak sekali versi cerita mengenai sosok panglima tertinggi masyarakat Dayak, Panglima Burung, terutama setelah namanya mencuat saat kerusuhan Sambas dan Sampit. Ada yang menyebutkan ia telah hidup selama beratus-ratus tahun dan tinggal di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ada pula kabar tentang Panglima Burung yang berwujud gaib dan bisa berbentuk laki-laki atau perempuan tergantung situasi. Juga mengenai sosok Panglima Burung yang merupakan tokoh masyarakat Dayak yang telah tiada, namun dapat rohnya dapat diajak berkomunikasi lewat suatu ritual. Hingga cerita yang menyebutkan ia adalah penjelmaan dari Burung Enggang, burung yang dianggap keramat dan suci di Kalimantan.
Selain banyaknya versi cerita, di penjuru Kalimantan juga ada banyak orang yang mengaku sebagai Panglima Burung, entah di Tarakan, Sampit, atau pun Pontianak. Namun setiap pengakuan itu hanya diyakini dengan tiga cara yang berbeda; ada yang percaya, ada yang tidak percaya, dan ada yang ragu-ragu. Belum ada bukti otentik yang memastikan salah satunya adalah benar-benar Panglima Burung yang sejati.
Banyak sekali isu dan cerita yang beredar, namun ada satu versi yang menurut saya sangat pas menggambarkan apa dan siapa itu Penglima Burung. Ia adalah sosok yang menggambarkan orang Dayak secara umum. Panglima Burung adalah perlambang orang Dayak. Baik itu sifatnya, tindak-tanduknya, dan segala sesuatu tentang dirinya.
Lalu bagaimanakah seorang Panglima Burung itu, bagaimana ia bisa melambangkan orang Dayak? Selain sakti dan kebal, Panglima Burung juga adalah sosok yang kalem, tenang, penyabar, dan tidak suka membuat keonaran. Ini sesuai dengan tipikal orang Dayak yang juga ramah dan penyabar, bahkan kadang pemalu. Cukup sulit untuk membujuk orang Dayak pedalaman agar mau difoto, kadang harus menyuguhkan imbalan berupa rokok kretek.
Dan kenyataan di lapangan membuyarkan semua stereotipe terhadap orang Dayak sebagai orang yang kejam, ganas, dan beringas. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang Dayak bisa dibilang cukup pemalu, tetap menerima para pendatang dengan baik-baik, dan senantiasa menjaga keutuhan warisan nenek moyang baik religi maupun ritual. Seperti Penglima Burung yang bersabar dan tetap tenang mendiami pedalaman, masyarakat Dayak pun banyak yang mengalah ketika penebang kayu dan penambang emas memasuki daerah mereka. Meskipun tetap kukuh memegang ajaran leluhur, tak pernah ada konflik ketika ada anggota masyarakatnya yang beralih ke agama-agama yang dibawa oleh para pendatang.
Kesederhanaan pun identik dengan sosok Panglima Burung. Walaupun sosok yang diagungkan, ia tidak bertempat tinggal di istana atau bangunan yang mewah. Ia bersembunyi dan bertapa di gunung dan menyatu dengan alam. Masyarakat Dayak pedalaman pun tidak pernah peduli dengan nilai nominal uang. Para pendatang bisa dengan mudah berbarter barang seperti kopi, garam, atau rokok dengan mereka.
Panglima Burung diceritakan jarang menampakkan dirinya, karena sifatnya yang tidak suka pamer kekuatan. Begitupun orang Dayak, yang tidak sembarangan masuk ke kota sambil membawa mandau, sumpit, atau panah. Senjata-senjata tersebut pada umumnya digunakan untuk berburu di hutan, dan mandau tidak dilepaskan dari kumpang (sarung) jika tak ada perihal yang penting atau mendesak.
Lantas di manakah budaya kekerasan dan keberingasan orang Dayak yang santer dibicarakan dan ditakuti itu? Ada satu perkara Panglima Burung turun gunung, yaitu ketika setelah terus-menerus bersabar dan kesabarannya itu habis. Panglima burung memang sosok yang sangat penyabar, namun jika batas kesabaran sudah melewati batas, perkara akan menjadi lain. Ia akan berubah menjadi seorang pemurka. Ini benar-benar menjadi penggambaran sempurna mengenai orang Dayak yang ramah, pemalu, dan penyabar, namun akan berubah menjadi sangat ganas dan kejam jika sudah kesabarannya sudah habis.
Panglima Burung yang murka akan segera turun gunung dan mengumpulkan pasukannya. Ritual–yang di Kalimankan Barat dinamakan Mangkuk Merah–dilakukan untuk mengumpulkan prajurit Dayak dari saentero Kalimantan. Tarian-tarian perang bersahut-sahutan, mandau melekat erat di pinggang. Mereka yang tadinya orang-orang yang sangat baik akan terlihat menyeramkan. Senyum di wajahnya menghilang, digantikan tatapan mata ganas yang seperti terhipnotis. Mereka siap berperang, mengayau–memenggal dan membawa kepala musuh. Inilah yang terjadi di kota Sampit beberapa tahun silam, ketika pemenggalan kepala terjadi di mana-mana hampir di tiap sudut kota.
Meskipun kejam dan beringas dalam keadaan marah, Penglima Burung sebagaimana halnya orang Dayak tetap berpegang teguh pada norma dan aturan yang mereka yakini. Antara lain tidak mengotori kesucian tempat ibadah–agama manapun–dengan merusaknya atau membunuh di dalamnya. Karena kekerasan dalam masyarakat Dayak ditempatkan sebagai opsi terakhir, saat kesabaran sudah habis dan jalan damai tak bisa lagi ditempuh, itu dalam sudut pandang mereka. Pembunuhan, dan kegiatan mengayau, dalam hati kecil mereka itu tak boleh dilakukan, tetapi karena didesak ke pilihan terakhir dan untuk mengubah apa yang menurut mereka salah, itu memang harus dilakukan. Inilah budaya kekerasan yang sebenarnya patut ditakuti itu.
Kemisteriusan memang sangat identik dengan orang Dayak. Stereotipe ganas dan kejam pun masih melekat. Memang tidak semuanya baik, karena ada banyak juga kekurangannya dan kesalahannya. Terlebih lagi kekerasan, yang apapun bentuk dan alasannya, tetap saja tidak dapat dibenarkan. Terlepas dari segala macam legenda dan mitos, atau nyata tidaknya tokoh tersebut, Panglima Burung bagi saya merupakan sosok perlambang sejati orang Dayak.
Amun ikam kada maulah sual awan ulun, ulun gen kada handak jua bahual lawan pian malah ulun maangkat dingsanak awan pian, begitu yang diucapkan orang Kalimantan khususnya orang Banjar untuk menggambarkan sikap dari orang-orang Dayak.
Kumpulan Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Seks Dewasa Indonesia, Kumpulan Cerita Mesum Sedarah, Cerita Seks Perumahan, Kumpulan Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Dewasa Melayu, Kumpulan Cerita Panas Dewasa, Cerita Dewasa Terbaru, Koleksi Cerita Panas, Cerita Birahi Sedarah, Cerita Dewasa Panas, Cerita Hot Dewasa, Cerpen Dewasa Panas, Cerita Panas Dewasa Malaysia, Cerita Dewasa Bergambar, Cerita Dewasa Sedarah Terbaru, Cerita Birahi Pembantu, Kisah Ngentot Sama Pembantu, Cerita Seks Bergambar, Cerita Ngentot Bergambar, Cerita Dewasa Terbaru 2016, Cerita Dewasa Pembantu Muda, Kumpulan Cerita Seks Dewasa, Kumpulan Cerita Seks Terbaru, Rumah Seks Indonesia, Cerita Dewasa 18, Cerita Dewasa Sedarah Dengan Mama, Kumpulan Cerita Seks Bergambar, Cerita Selingkuh Ngentot, Kumpulan Cerita Dewasa Terbaru 2016, Cerita Sek Melayu Terkini, Cerita Lucah Melayu Terkini, Koleksi Cerita Lucah Cikgu, Koleksi Cerita Seks Melayu, Koleksi Cerita Lucah Bahasa Melayu, Cerita Seks Cikgu Melayu, Cerita Dewasa Sek Ngentot Memek, Cerita Seks Abg, Cerita Seks Indonesia Terbaru, Kumpulan Cerita Seks Abg, Cerita Sex Bergambar Indonesia, Cerita Hot Janda Muda, Cerita Sex Dewasa Bergambar, Kumpulan Cerita Dewasa Bergambar, Kumpulan Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru 2016, Kisah Seks Cerita Dewasa, Kumpulan Cerita Sedarah, Cerita Seks 2016, Gambar Sex Terbaru 2016, Cerita Dewasa Melayu Terbaru, Cerita Selingkuh Terbaru, Rumah Seks Indonesia Setengah Baya, Kumpulan Cerita Seks, Kumpulan Cerita Pembantu, Cerita Sex Cewek Abg, Cerita Sex Terkini, Rumah Seks Indonesia 2016, Cerita Ngentot Terbaru, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Seks Sedarah Terbaru.GADIS MELAYU STIM(click sini Untuk Download Video Lucah Bokep Mesum Terupdate Baru).
0 Response to "Panglima Burung, Antara Mitos dan Fakta"
Catat Ulasan